Sabtu, 15 Juni 2013

Optimis Mengatasi Jodoh


Entah kenapa saya kembali lagi menulis tentang jodoh. Rasanya undangan pernikahan dibulan ini ada saja. Entah itu mendapat undangan pernikahan atau mendapat kabar baik bahwa teman-teman sudah banyak yang menikah. Apalagi teman-teman laki-laki yang sudah berani menikah di usia muda. Hebat dan luar biasa, berani bertanggungjawab untuk menjamin kehidupan wanita yang dinikahinya untuk selama-lamanya. Dimana di usia yang masih muda berani mengambil langkah yang penuh tanggungjawab. 

Sudah kodratnya bahwa kita diciptakan untuk berpasangan-pasangan. Secara fisik dan fungsional, laki-laki adalah pasangan wanita. Jika mereka tidak berpasangan maka akan aneh rasanya atau ada masalah. Karena apa?  Memang sudah kodratnya seperti itu. Itulah fitrah manusia yang pasti akan berpasangan. Kalau sudah tahu bahwa setiap manusia pasti akan berpasangan. Pertanyaan selanjutnya siapakah yang akan menjadi jodoh kita dikemudian hari? Yang menemani sisa hidup kita?  Nah ini dia yang kadang membuat hati selalu cenat-cenut, terutama dibenak hati kaum hawa yang berusia 22-28 tahun.

Jodoh memang rahasia sang pencipta. Ada yang cepat mendapatkannya namun ada yang masih bersabar untuk menunggu jodoh nya yang datang. Terkadang bagi wanita membicarakan mengenai jodoh menjadi hal yang sensitive. Ada wanita yang diuji dengan begitu mudahnnya meraih peluang berjodoh. Padahal usianya baru belasan tahun dan baru selesai sekolah, namun hal itu tak mengendorkan semangat banyak laki-laki untuk bertandang kerumahnya untuk meminangnya. Tapi disisi lain banyak wanita yang usianya sudah lebih dari cukup untuk menikah, sayang tak ada satu pun lelaki –lelaki yang belum melamarnya. 

Bahkan sekedar menanyakan pun tidak. Lelaki pun hampir sama, sudah bersiap-bersiap merasa yakin untuk meminang wanita pujaan hatinya. Namun sang wanita menolak dengan alasan yang belum bersiap menikah atau masih ingin menikmati masa mudanya.  Yah itu lah jodoh sifatnya ghaib. Kita tidak akan pernah tahu siapa jodoh kita? Kapan akan bertemu dengan jodohnya? Bagaimana cara bertemu dengan jodoh kita? Itu lah rahasia sang pencipta. Mutlak hak prerogative sang pencipta. 

Bila dipikir, ghaibnya (rahasia) jodoh membawa pelajaran agar manusia bisa optimis menghadapi hidup dan selalu termotivasi mencari pasangan hidup sebaik-baiknya. Manusia didorong optimis mengatasi jodoh. Optimis bisa berarti selalu merasa yakin bahwa ia akan berjodoh atau dengan kata lain bahwa kebahagian dan kesuksesan akan selalu datang menghampirinya. Tidak ada alasan bagi seorang manusia harus menyerah dan berkecil hati dalam meraih jodoh. Bukankah dia dan semua orang juga sama-sama tidak mengetahui takdirnya jodohnya? Bila orang lain begitu optimis dan merasa yakin menghadapi kehidupan dan jodohnya. 

Mengapa kita tidak bisa bersikap seperti mereka? Yakinkan dalam hati, apapun didunia pasti akan selalu berpasangan. Tinggal kitanya saja harus optimis meyakini dan menyikapi bahwa kita akan berjodoh.Yakinlah dengan diri kita sendiri dan Sang Pencipta, pasti akan diberikan jodoh yang sesuai kebutuhan kita bukan keinginan kita. Untuk itu belajar yakin toh tidak ada salahnya bukan? Yang membedakan kita dengan orang lain, ialah bagaimana meyakini untuk menggapai suatu harapan atau cita-cita. Intinya ialah bagaimana memiliki keyakinan yang mendalam. Tentu hal tersebut harus dibarengi dengan usaha yang menggebu dan doa yang serius untuk dipanjatkan.

Pesimistik dalam mengahadapi jodoh berarti kita telah memastikan sesuatu yang belum tahu kepastiannya dan telah menentukan sesuatu yang tidak tahu ketentuannya. Aneh rasanya bila kita sudah mendahului takdir yang belum terjadi bahkan sudah menyerah. Namanya juga rahasia, kan tidak ada yang tahu. Kalau tidak ada yang tahu kenapa harus bersikap pesimistik? Ghaibnya jodoh bukan hanya harus optimis dan memotivasi diri untuk mencari jodoh yang ideal, tetapi juga harus optimis dan memotivasi diri untuk menjadi jodoh yang ideal untuk orang lain. Ya sekali lagi, menjadi jodoh yang ideal untuk orang lain. Luarbiasa bukan? Kita selalu mengaharapkan jodoh yang ideal. Namun kenapa tidak dibalik saja, kita yang harus menjadi jodoh yang ideal untuk orang lain. Karena apa? orang lain yang baik tidak akan mungkin memilih diri kita yang penuh dengan ketidakbaikkan. Kebaikan pasti akan bertemu dengan kebaikan.

Seperti rumus yang dulu, bahwa apapun didunia ini. Yang baik pasti akan dipertemukan yang baik. Pekerjaan yang baik, teman yang baik, sahabat yang baik, rekan kerja yang baik, pasti akan dipertemukan yang baik. Begitu juga jodoh, jodoh yang baik pasti akan bertemu dengan yang baik.  Karena jodoh bersifat rahasia, maka setiap kita tidak perlu merisaukannya. Baik mereka yang ditakdirkan enteng jodoh, sulit berjodoh, bahkan orang-orang yang nantinya ditakdirkan tidak mendapatkan jodoh sekalipun. Mereka semua ada dalam situasi yang sama, yaitu ada dalam ketentraman.             
                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar