Minggu, 27 Januari 2013

Cukup, Membandingkan Diri Ini dengan Orang Lain



Kemana saja kaki ini melangkah, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih cantik, lebih tampan, lebih kaya, lebih alim, dan tentu saja lebih bahagia dari kita. Itulah realitas kehidupan. Sang pencipta pun menciptakan kita dengan keunggulan, kemampuan, dan keunikan yang berbeda. Tidak ada manusia super, serba bisa, tanpa  celah, tanpa cacat, dan tanpa kesahalan. Semua pasti memilki kekurangan dan kelebihannya tersendiri. Kita tidak akan bisa menjadi manusia yang tanpa celah, tanpa cacat, atau serba terlihat sempurna. Rasanya mustahil hal itu bisa terjadi. 

Kita punya kelebihan karena orang lain memilki kekurangan. Begitu juga sebaliknya, kekurangan kita adalah karena adanya  kelebihan orang lain. Disinilah letak keadilan Sang Pencipta yang Maha Adil agar kita bisa mensyukuri dan menerima segala kelebihan dan kekurangan kita yang telah diberikan. Bersyukur dan berterimakasih atas segala karunia dan kelebihan yang diberikan. Dan bisa bersabar (menerima) dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang kita miliki.
 
Sangat keliru rasanya bila kita selalu melulu membandingkan diri kita dengan orang lain. Sibuk memikirkan kesuksesan teman, sibuk memikirkan kebahagian teman, sibuk memikirkan kelebihan teman,  sementara disisi lain kita melupakan diri sendiri. Cobalah sejenak kita merenungkan keberhasilan yang sudah pernah kita raih. Karena sekecil apa pun keberhasilan itu, sudah sepatutnya disyukuri dan dinikmati. Bohong rasanya bila dalam hidup ini kita tidak pernah sukses. Sukses naik kelas, sukses lulus ujian, sukses bisa melanjutkan sekolah lagi, sukses memiliki pekerjaan, sukses memilki pasangan yang di idam-idamkan atau sukses memiliki keturanan yang lucu-lucu dan pintar-pintar. Nah kan, jadi tidak ada alasan untuk tidak mensyukuri kesuksesan kita. Terkadang kitanya saja yang selama ini menganggap ‘remeh’ segala kesuksesan kita yang mengakibatkan kita menjadi ‘lupa’ bersyukur.

Oleh karena itu, jadikanlah kecemburan kita sebagai hal yang positif. Yaitu sebagai pemicu untuk meraih kesuksesan diri kita sendiri. Bukan malahan meracuni hidup kita dengan perasaan yang berburuk sangka. Karena, menurut orang  bijak  hidup adalah sebuah seni untuk bisa mensyukuri dan bersabar atas segala apa yang telah digariskan untuk kita. Kita tidak perlu sama dengan orang lain. Apalagi kita harus memaksakan diri menjadi orang lain. Kita adalah kita. Yakin kan dalam hati kita punya kelebihan dan keunikan yang tidak orang lain miliki. Cukup lah sudah, membandingkan diri kita dengan orang lain. Karena dimana bumi dipijak disitu pasti ada yang lebih dari kita. Namun satu hal yang pasti kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak bisa? Jadikan lah kesuksesan orang lain sebagai pelajaran untuk kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik juga. Kita bisa belajar dari apapun, termasuk belajar dari kesuksesan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar