Jumat, 14 Desember 2012

Semua (Pasti) Ada Waktunya

Adanya pergantian dalam kehidupan ini merupakan harga yang tidak bisa kita tawar (pasti). Ada kehidupan tentunya ada kematian, terangnnya siang akan diganti gelapnya malam, ada kalanya kita berada pada posisi yang membuat kita nyaman dan senang, tapi adakalanya kita berada pada kondisi yang serba tidak menentu, tidak enak, gelisah, atau pada intinya kondisi yang tidak kita harapkan. Hal tersebut merupakan wewenang dan hak prerogatif sang Pencipta sebagai pengatur jalannya roda kehidupan manusia di muka bumi ini, karena tidak ada daya dan kekuatan apapun yang bisa membantah (menafikkan) akan hal itu. Kita memang tak akan pernah mungkin lepas dari kehendak sang Pencipta. Kehendak sang Pencipta akan bicara pada kita dan kehidupan kita. Baik kita rela atau sekalipun terpaksa. Lorong hidup ini tak selamanya terang. Terkadang kita harus melalui keadaan-keadaan yang gelap. Yah memang ada hari untuk kita dan ada hari yang bukan milik kita.

Bila hari ini kita merasa paling bahagia di dunia. Namun yakin di hari lain kadang kita merasa tidak ada yang paling sengsara dibandingkan kita. Itulah dunia yang berputar dibawah kehendak sang Pencipta. Ketika kita dinaungi kebahagian sepertinya kita lupa bahwa kesulitan cepat atau lambat akan datang menyapa kita secara bergantian dengan kebahagian. Dalam hal ini kita tentu saja bukan menantang akan datangnya kesulitan. Melainkan yang harus kita pahami bahwa kesulitan dan kebahagian itu pasti bergantian. Manusiawi memang bila kita begitu berat, meyakini bahwa kesulitan pasti akan datang. Orang bijak mengatakan, kita memerlukan kesulitan, agar kebahagian menjadi punya nilai dan makna. Kita pun memerlukan kesulitan agar kebahagian menantang untuk dicari, dikejar, dan akhirnya dinikmati. Namun terkadang, bila kesulitan datang sesuai waktu yang ditetapkan-NYA terkadang kita berontak untuk menolak akan kedatangannya. Padahal kebahagian dan kesulitan akan datang pada waktunya. Yah karena itulah, semua (pasti) ada waktunya.

Yaa memang hidup itu semua ada waktunya, ada waktunya kita bersuka dan waktunya kita berduka. Tinggal kita selalu bersiap saja dalam menghadapi kondisi-kondisi tersebut. Waktu lagi suka janganlah terlalu jumawa, angkuh, dan merasa mentang-mentang apalagi sok. Seolah-olah keberhasilan kita karena kemampuan kita sendiri atas buah usaha kita sendiri padahal tidak. Keberhasilan kita adalah keberhasilan orang-orang terdekat kita juga (orang tua, keluarga, pasangan, teman, sahabat). Ingat itu! Suksesnya kita merupakan suksesnya orang-orang terdekat kita juga. Begitu juga saat kita susah, janganlah merasa rendah diri dan putus asa. Ketika lagi susah ingatlah masa-masa terbaik kita, niscaya kita tidak akan terlalu sakit. Kalau kata anak muda jaman sekarang “Semua akan indah pada waktunya”. Tetapi sesuatu hal tidak akan (pernah) indah, tanpa kita perjuangkan secara habis-habisan dan menggebu-gebu. Masih banyak manusia (termasuk saya) yang tidak menyadari arti dari sebuah pergantian dalam hidup. 

Seringkali kita berontak (gelisah dan galau) ketika pergantian tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan dan inginkan. Kita hanya bisa menyalahkan keadaan, bahkan dalam kondisi terburuk kita menyalahkan orang lain bahkan terkadang keluarga terdekat. Padahal bila kita cermati semua itu merupakan pelajaran yang harusnya dapat kita maknai secara mendalam. Pelajaran yang akan membentuk pribadi kita menjadi lebih tangguh dan tahan banting (tidak manja dan tidak cengeng). Tulisan diawal mengungkapkan semua (pasti) ada waktunya, Setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasaan. Setelah lelah ada istirahat. Setiap yang hilang pasti ketemu, dalam kesulitan akan ada kemudahan, dan setiap kegelapan akan ada terang benderang. Yahh begitulah hidup berputar dan bergilir menunggu waktunya yang akan tiba secara bergantian. Orang yang berpuasa saja, ada waktunya berbuka puasa.Tidak mungkin berpuasa sehari penuh. 

Bila kita sekarang lagi berduka atau bersedih ingatlah masa-masa keemasan kita masa terindah dan terbaik kita. Bila hari ini kegagalan sedang berada di sekitar kita. Ingatlah kesuksesan apa yang sudah kita rengkuh selama ini yang lalai untuk kita syukuri. Bila kita hari ini sedang menghitung-hitung kegagalan yang kita alami. Sudah sepantasnya kita bersikap adil, untuk menghitung pula segala kesuksesan yang sudah kita peroleh. Rasanya, bila dihitung-dihitung nikmat yang sudah kita peroleh pun kita tidak akan pernah sanggup untuk menghitungnya. Dalam bahasa firman: Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan? (QS:Ar-Rahman).  Oleh karena itu, mumpung hayat masih dikandung badan berikanlah dan kerjakanlah segala sesuatunya yang terbaik pada hari ini dan sekarang juga. Tidak perlu memikirkan masa depan akan seperti apa, karena semuanya masih ghaib. Tidak perlu pula menyesali keadaan masa lalu, yang lalu biarlah berlalu. Kita hidup pada hari ini, sudah selayaknya kita berjuang yang terbaik pada hari ini. 

Terus timbul pertanyaan, kalau berbicara waktu, sampai kapan donk? Sampai kapan kita harus menunggu? Waktunya kapan? Jodoh, maut, dan rezeki itu ghaib semuanya. Kalau memang belum dikasih kita mau apa? Kehidupan kan bukan kita yang punya. Kita tidak akan pernah tau kapan dikasihnya oleh sang Pencipta. Ada ungkapan mengatakan, Kalau sudah rezekinya pasti tidak akan lari kemana, namun dalam mencari rezeki harus kemana-mana. Menunggu memang berat. Menunggu itu tidak enak. Menunggu akan penantian memang butuh kesabaran. Sabar bukan berarti diam. Sabar bukan berarti tidak boleh menangis atau sedih. Sabar bukan berarti tidak boleh galau. Namun saya meyakini, bahwa sesuatu itu di dunia sudah ada takarannya masing-masing. Sudah ada waktunya masing-masing (Kapan, dimana, dan bagaimana). Sang Pencipta lebih tahu daripada kita kapan waktu yang tepat kita diberikan nikmat oleh-NYA. Karena DIA tidak pernah terburu-buru. Karena DIA tidak pernah telat. DIA selalu memberikan tepat pada waktunya kelak. Karena apa, Dialah yang Maha Mengetahui dan Maha Penyayang. Kita tidak bisa memperlama atau mempercepat apa yang memang belum di takdirkan untuk terjadi. Yakin kan dalam hati Anda, bahwa semua (pasti) ada waktunya. Pada hari ini lah kita hidup, hidup untuk memaksimalkan apa yang sedang kita ikhtiarkan untuk menjadi kenyataan. Biarkan hari esok datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya dan jangan pula pernah menanti kesulitannya. Karena, hari ini Anda sudah sangat sibuk untuk memaksimalkan kualitas pribadi Anda yang sungguh luar biasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar