Judul diatas memang
menyakitkan untuk dibaca. Namun tidak ada salahnya untuk dimaknai. Tidak ada siapapun di dunia yang mengingingkan
sebuah kegagalan. Mustahil manusia ingin gagal, ketika berusaha mempertahankan
atau mengejar pengharapannya. Kegagalan
memang sakit rasanya, apalagi bila terjadi berulang pedih rasanya. Namun kegagalan
akan selalu bergandengan dengan sebuah kesuksesan (kegemilangan). Meyakini
kegagalan dan kesuksesan itu memang tipis sekali bedanya. Maksudnya, orang bijak pernah berkata.
Kesuksesan adalah sekumpulan kegagalan yang dimana kita sanggup bangkit
kembali. Kalau begitu sukses itu ialah kumpulan dari sebuah kegagalan. Terus,
berarti kita tidak akan pernah sukses dong, kalau belum pernah gagal. Yah
seperti itulah kurang lebih pemaknaannya.Saya rasa pun tidak ada orang di dunia ini yang
tidak pernah mengalami kepahitan (baca:gagal) dalam kehidupan pribadinya. Kegagalan
disini makna atau konteksnya luas, bisa apapun itu. Bisa gagal dalam membina
hubungan dengan pasangan, gagal dalam mengejar cita-cita, gagal dalam mendidik
anak, atau gagal dalam apapun lah itu.
Kegagalan dapat
dimaknai dengan mudah adalah sebuah keadaan atau kondisi yang tidak nyaman. Batin
atau hati yang gundah tanpa kepastian. Yah apapun itu mengenai ketidaknyamanan atau
kekecewaan. Mungkin hampir mirip-mirip antara makna kegagalan dengan makna kekalahan. Menganalisis atau
mengevaluasi mengenai sebuah kegagalan itu merupakan suatu keharusan, bahkan wajib hukumnya. Pahit
memang menerima kenyataan bahwa kegagalan sedang berada di sekitar kita. Yah namanya manusia, wajar bila merasakan rasa kecewa. Pahit dan kecewa yang dirasakan memang manusiawi. Apalagi bila kita mengevaluasi kegagalan menemukan
kenyataan bahwa, memang tidak ada yang kurang dari ikhitar dan doa kita. Makin pahit lah
sudah semuanya. Hidup memang rangkaian usaha demi usaha. Sambungan ikhtiar demi
ikhtiar. Itu wajib bahkan sudah harga yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tetapi
pada ujung usaha dan puncak ikhtiar itu tak lantas langsung berhubungan
(korelasi) dengan keberhasilan dan kesuksesan. Berarti apa, korelasi lain yang muncul ialah kita bisa seandainya
menyediakan ruang untuk siap gagal.
Berharap apapun mengenai
kebaikan itu penting bahkan harus. Kita harus punya cita-cita yang harus
diperjuangkan. Menyediakan ruang untuk siap gagal memang berat (sangat). Karena
apa, setiap kita mencoba atau mengejar sesuatu memang tidak pernah menyiapkan
atau bahkan terfikir bila sesuatunya terjadi diluar harapan kita. Kita boleh
mencintai apa yang selama ini kita pertahankan. Kita boleh menggebu-gebu mengejar
apa yang selama ini kita perjuangkan. Kita boleh menjaga dengan baik, apa yang selama ini kita punya. Namun dalam melakukan semua itu apakah
iya, terlintas pikiran untuk menyisihkan tempat mengenai sebuah kegagalan (kekecewaan). Saya
bukan mengajak anda, untuk berpikir pesimis, mudah menyerah, atau tidak
semangat. Bukan itu, tidak sama sekali bahkan. Namun dalam mencoba atau
mengejar sesuatu itu mempunyai resiko untuk gagal (kecewa). Oleh karena apa, setiap
kemungkinan itu selalu ada. Iya tentu saja kemungkinan baik atau kemungkinan
buruk pasti selalu ada. Ketika dihadapkan dengan kegagalan paling tidak kita
sudah bersiap mengenai kondisi tersebut. Tidak perlu sumpah serapah, mengumpat,
atau menyalahkan keadaan atau diri sendiri. Karena apa, bahwa kegagalan dan
kesuksesan ialah seperti jalan bergandengan. Mungkin jangan pernah berharap
sukses kalau belum pernah gagal.
Saya jadi teringat
mengenai pidato atau quotes dari
salah seorang calon presiden ketika mendeklarasikan dirinya. Kira-kira seperti ini kata-katanya; ‘Kegagalan atau kesuksesan dalam perjuangan, adalah
rahasia Allah SWT. Yang penting kitanya harus terus berusaha memberikan yang
terbaik. Selebihnya, biar urusan sejarah dan perjalanan kehidupan’. Luarbiasa
kata-kata itu, iya gagal atau sukses itu bukan wewenang kita. Kita tidak perlu
memikirkan itu, karena itu bukan ranah kita. Karena itu adalah semunya rahasia.
Namanya rahasia pasti kita memang tidak akan pernah tahu. Ranah kita hanyalah
usaha, usaha, dan berusaha. Selebihnya ialah biarkan kita mendapatkan hasil
yang kita usahakan. Berusahalah untuk menyakini, bahwa apapun itu yang
diberikan PASTI yang terbaik dalam sejarah perjalanan kehidupan kita.
Yakinlah dalam hati yang mendalam. Rumus sederhananya ialah, bahwa yang baik PASTI akan bertemu dengan yang baik. Jodoh yang baik, pekerjaan yang baik, penghasilan yang layak, keturunan yang baik, atau apapun mengenai pengharapan yang baik pasti akan bertemu dengan yang baik. Cepat atau lambat pasti akan seperti itu. Jika hari ini gagal, berarti kita memang diharuskan kembali untuk menjadi pribadi yang lebih dan lebih baik. Bila kita belum mendapatkan yang baik sampai hari ini, berarti kita diberi kesempatan oleh pencipta kita untuk menjadi baik terlebih dahulu. Jangan pernah berharap mendapatkan yang baik, bila kita belum (berusaha) menjadi baik. Mudah bukan? Sudah menjadi fitrahnya, bahwa yang baik PASTI bertemu dengan yang baik. Selain itu dari setiap kegagalan yang dihadapi pasti ada pelajaran yang dapat kita peroleh. Paling tidak akan menambah pengalaman yang berharga, bahwa hidup itu butuh proses yang tak berujung. Karena, pengalaman apapun diperoleh dari kita mencoba. Tak masalah bila kita gagal hari ini. Kegagalan adalah sebagian dari kesuksesan. Tidak ada kesuksesan tanpa sekumpulan kegagalan. Yang terpenting ialah ketika kegagalan berada di sekelilingi kita, bagaimana kita bisa me-Restart atau Move-on (berjalan terus). Memulai kembali, mengulang kembali, men- charge kembali, menyusun kembali sambungan iktiar demi ikhtiar kita, merangkai kembali rangkaian usaha demi usaha, dan pengharapan-pengharapan yang kita panjatkan selama ini. Kehidupan bukan punya kita, wajar bila suka bertolak belakang. Jadi, sisihkanlah sedikit ruang untuk siap gagal.
Yakinlah dalam hati yang mendalam. Rumus sederhananya ialah, bahwa yang baik PASTI akan bertemu dengan yang baik. Jodoh yang baik, pekerjaan yang baik, penghasilan yang layak, keturunan yang baik, atau apapun mengenai pengharapan yang baik pasti akan bertemu dengan yang baik. Cepat atau lambat pasti akan seperti itu. Jika hari ini gagal, berarti kita memang diharuskan kembali untuk menjadi pribadi yang lebih dan lebih baik. Bila kita belum mendapatkan yang baik sampai hari ini, berarti kita diberi kesempatan oleh pencipta kita untuk menjadi baik terlebih dahulu. Jangan pernah berharap mendapatkan yang baik, bila kita belum (berusaha) menjadi baik. Mudah bukan? Sudah menjadi fitrahnya, bahwa yang baik PASTI bertemu dengan yang baik. Selain itu dari setiap kegagalan yang dihadapi pasti ada pelajaran yang dapat kita peroleh. Paling tidak akan menambah pengalaman yang berharga, bahwa hidup itu butuh proses yang tak berujung. Karena, pengalaman apapun diperoleh dari kita mencoba. Tak masalah bila kita gagal hari ini. Kegagalan adalah sebagian dari kesuksesan. Tidak ada kesuksesan tanpa sekumpulan kegagalan. Yang terpenting ialah ketika kegagalan berada di sekelilingi kita, bagaimana kita bisa me-Restart atau Move-on (berjalan terus). Memulai kembali, mengulang kembali, men- charge kembali, menyusun kembali sambungan iktiar demi ikhtiar kita, merangkai kembali rangkaian usaha demi usaha, dan pengharapan-pengharapan yang kita panjatkan selama ini. Kehidupan bukan punya kita, wajar bila suka bertolak belakang. Jadi, sisihkanlah sedikit ruang untuk siap gagal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar