Judul diatas mungkin merupakan suatu hal yang sering
luput dari kita untuk dimaknai secara mendalam. Namun bagi saya pribadi hal ini
perlu untuk dimaknai secara mendalam. Iya mumpung, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) mumpung diartikan sabagai sesuatu yang kebetulan ada, selagi
ada, dan kesempatan ada (KBBI, 1990:599). Dalam konotosi makna mumpung ini. Saya
memaknai “mumpung” sebagai suatu yang positif. Saya berkaca dalam wacana
psikologi, misalnya ada istilah yang terkenal yaitu see-do-get. Bahwa apapun keadaan yang kita hadapi, semuanya
bergantung kepada cara kita melihat (see).
Lalu cara kita melihat itu akan menentukan cara kita ‘bertindak’ (do). Dan akhirnya, cara kita bertindak
akan menentukan apa yang kita dapat (get).
Saya perlu menulis ini ketika saya mendapatkan pelajaran dari apa yang saya
lihat dan rasakan.
Waktu itu dalam sholat berjamaah (teraweh) ada bapak-bapak sebelah saya, sangat kesulitan dalam melaksanakan sholat. Mungkin umur bapak ini, sekitar 50 sampai 60 tahun-nan. Ketika melaksanakan sholat, terkesan gerakan-gerakan bapak ini tidak nyaman dan sangat memaksakan (mungkin saya keliru). Dalam hati saya berdoa mudah-mudahan Allah Swt melipatgandakan pahala beliau (bapak). Namun rakaat demi rakaat silih berganti, kebetulan Imam yang memimpin shalat berjamaah ini memimpin dengan bacaan-bacaan yang cukup panjang. Yang cukup menguji kesabaran dari jamaah yang mengikuti shalat berjamah tersebut. Akhirnya, ditengah pergantian rakaat selesai shalat bapak ini berbisik kepada saya “Mas bacaan Imam-nya panjang-panjang sekali ya, kaki bapak sakit (baca: kemeng). “Kamu “mumpung masih muda yang semangat”. Saya pun menjawab “Iya pak Insya Allah” sembari tersenyum. Mendengar bisikan bapak tersebut, saya merasa tersentak dengan kata-kata “Mumpung”. Iya Mumpung, Saya merasa mumpung masih muda haruslah semangat dalam berbuat hal-hal yang positif apapun itu, kapanpun itu, dan bagaimanapun itu caranya. Mungkin bapak ini bisa berharap seandainya dia masih muda seperti saya, mungkin dia akan beribadah semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik untuk pencipta-Nya.
Waktu itu dalam sholat berjamaah (teraweh) ada bapak-bapak sebelah saya, sangat kesulitan dalam melaksanakan sholat. Mungkin umur bapak ini, sekitar 50 sampai 60 tahun-nan. Ketika melaksanakan sholat, terkesan gerakan-gerakan bapak ini tidak nyaman dan sangat memaksakan (mungkin saya keliru). Dalam hati saya berdoa mudah-mudahan Allah Swt melipatgandakan pahala beliau (bapak). Namun rakaat demi rakaat silih berganti, kebetulan Imam yang memimpin shalat berjamaah ini memimpin dengan bacaan-bacaan yang cukup panjang. Yang cukup menguji kesabaran dari jamaah yang mengikuti shalat berjamah tersebut. Akhirnya, ditengah pergantian rakaat selesai shalat bapak ini berbisik kepada saya “Mas bacaan Imam-nya panjang-panjang sekali ya, kaki bapak sakit (baca: kemeng). “Kamu “mumpung masih muda yang semangat”. Saya pun menjawab “Iya pak Insya Allah” sembari tersenyum. Mendengar bisikan bapak tersebut, saya merasa tersentak dengan kata-kata “Mumpung”. Iya Mumpung, Saya merasa mumpung masih muda haruslah semangat dalam berbuat hal-hal yang positif apapun itu, kapanpun itu, dan bagaimanapun itu caranya. Mungkin bapak ini bisa berharap seandainya dia masih muda seperti saya, mungkin dia akan beribadah semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik untuk pencipta-Nya.
Adanya pergantian dalam kehidupan ini merupakan
harga yang tidak bisa kita tawar (pasti). Ada kehidupan tentunya ada kematian,
terangnnya siang akan diganti gelapnya malam, ada kalanya kita berada pada
posisi yang membuat kita nyaman dan senang, tapi adakalanya kita berada pada
kondisi yang serba tidak menentu, tidak enak, gelisah, atau pada intinya
kondisi yang tidak kita harapkan. Hal tersebut merupakan wewenang dan hak
prerogatif sang Pencipta sebagai pengatur jalannya roda kehidupan manusia di
muka bumi ini, karena tidak ada daya dan kekuatan apapun yang bisa membantah (menafikkan)
akan hal itu. Yaa memang hidup itu semua ada waktunya, ada waktunya kita bersuka
dan waktunya kita berduka. Tinggal kita selalu bersiap saja dalam menghadapi
kondisi-kondisi tersebut. Waktu lagi suka janganlah terlalu jumawa, angkuh, dan
merasa mentang-mentang apalagi sok. Seolah-olah keberhasilan kita karena kemampuan kita sendiri
atas buah usaha kita sendiri padahal tidak. Keberhasilan kita adalah keberhasilan orang-orang terdekat kita juga
(orang tua, keluarga, pasangan, teman, sahabat). Ingat itu, suksesnya kita merupakan suksesnya orang-orang terdekat kita juga.
Begitu juga saat kita susah, janganlah merasa rendah diri dan putus asa. Ketika lagi susah ingatlah masa-masa terbaik kita, niscaya kita tidak akan terlalu sakit. Kalau kata anak muda jaman sekarang “Semua akan indah pada waktunya”. Tetapi sesuatu hal tidak akan (pernah) indah, tanpa kita perjuangkan secara habis-habisan dan menggebu-gebu. Masih banyak manusia (termasuk saya) yang tidak menyadari arti dari sebuah pergantian dalam hidup. Seringkali kita berontak (gelisah dan galau) ketika pergantian tersebut tidak sesuai dengan apa yang tidak kita harapkan dan inginkan. Kita hanya bisa menyalahkan keadaan, bahkan dalam kondisi terburuk kita menyalahkan oranglain bahkan terkadang keluarga terdekat. Padahal bila kita cermati semua itu merupakan pelajaran yang harusnya dapat kita maknai secara mendalam. Pelajaran yang akan membentuk pribadi yang tangguh dan tahan banting (tidak manja). Tulisan diawal mengungkapkan semua ada waktunya (pasti), kalau kita sekarang lagi duka atau sedih ingatlah masa-masa keemasan kita masa terindah dan terbaik kita. Oleh karena itu, mumpung hayat masih dikandung badan berikanlah dan kerjakanlah segala sesuatunya yang terbaik.
Begitu juga saat kita susah, janganlah merasa rendah diri dan putus asa. Ketika lagi susah ingatlah masa-masa terbaik kita, niscaya kita tidak akan terlalu sakit. Kalau kata anak muda jaman sekarang “Semua akan indah pada waktunya”. Tetapi sesuatu hal tidak akan (pernah) indah, tanpa kita perjuangkan secara habis-habisan dan menggebu-gebu. Masih banyak manusia (termasuk saya) yang tidak menyadari arti dari sebuah pergantian dalam hidup. Seringkali kita berontak (gelisah dan galau) ketika pergantian tersebut tidak sesuai dengan apa yang tidak kita harapkan dan inginkan. Kita hanya bisa menyalahkan keadaan, bahkan dalam kondisi terburuk kita menyalahkan oranglain bahkan terkadang keluarga terdekat. Padahal bila kita cermati semua itu merupakan pelajaran yang harusnya dapat kita maknai secara mendalam. Pelajaran yang akan membentuk pribadi yang tangguh dan tahan banting (tidak manja). Tulisan diawal mengungkapkan semua ada waktunya (pasti), kalau kita sekarang lagi duka atau sedih ingatlah masa-masa keemasan kita masa terindah dan terbaik kita. Oleh karena itu, mumpung hayat masih dikandung badan berikanlah dan kerjakanlah segala sesuatunya yang terbaik.
Iya mumpung, sekali lagi mumpung. Ingat itu mumpung!
Mumpung, umur masih ada beribadahlah sebaik mungkin, dengan cara yang baik,
kondisi yang terbaik, dan selalu berharap yang baik. Mumpung, hayat masih
dikandung badan lakukan hal-hal yang bermanfaat dengan penuh semangat dan rasa cinta. Mumpung, orang tua tercinta
masih lengkap berbaktilah dengannya semampu kita, seikhlas mungkin, dan sekuat mungkin.
Mumpung keluarga kita masih lengkap, akurlah terhadap mereka semua, yakinlah disaat kita terpuruk merekalah yang akan selalu menguatkan kita. Mumpung, waktu masih ada selalu doakanlah orang tua kita yang sudah mendahului
kita ataupun orang-orang yang dahulu pernah menjadi bagian dari hidup kita.
Mumpung masih punya kesempatan untuk berbagi, berbagilah hal-hal yang baik. Mumpung mulut ini masih bisa bicara, bicarakanlah hal apa adanya dengan penuh kejujuran. Mumpung
akal ini masih bisa untuk berpikir, berpikirlah hal-hal yang positif.
Sekali lagi, ucapkan dalam hati mumpung. Iya mumpung. Mumpung masih bisa berdoa, berdoalah sebanyak mungkin. Mumpung masih bisa memafkan, maafkanlah orang-orang yang pernah berbuat keliru, salah, atau khilaf dengan kita. Mumpung, masih punya teman atau sahabat berikanlah hal terbaik untuk sahabat kita (tanpa mengharap apapun). Mumpung, masih punya pasangan, sayangilah Dia dengan setulus hati kita, berbuat baiklah semampunya, berdamailah dengan segala kekurangannya, berusahalah untuk selalu setia, dan selalu berikanlah yang terbaik untuk Dia, (apa adanya kita). Mumpung, masih belum punya pasangan lakukan hal-hal yang positif, berkarya, bekerja, dan beraktivitas sebaik mungkin atau bila perlu pilih-pilih lah pasangan yang menurut kita anggap PAS sesuai hati nurani. Mumpung, masih ada waktu membaca, bacalah apapun yang baik. Mumpung hati masih bisa merasakan, rasakanlah penderitaan orang lain yang tak seberuntung kita agar kita selalu bersyukur. Siapa yang bersyukur pasti akan ditambakan oleh-NYA. Mumpung, hati ini masih (terkadang) bisa galau, ubahlah kegalauan kita sebagai motivasi hidup kita dan selalu tanamkan dalam diri bahwa semua itu pasti ada waktunya! Terakhir, mumpung sekarang bulan yang baik untuk beribadah. Beribadahlah sebanyak mungkin, sebaik mungkin, dengan cara yang baik dan kondisi yang terbaik. Mintalah apapun yang belum terwujud dan belum tercapai pada kondisi kita sekarang dan kedepannya. Wallahu a’lam bish-shawab.
Sekali lagi, ucapkan dalam hati mumpung. Iya mumpung. Mumpung masih bisa berdoa, berdoalah sebanyak mungkin. Mumpung masih bisa memafkan, maafkanlah orang-orang yang pernah berbuat keliru, salah, atau khilaf dengan kita. Mumpung, masih punya teman atau sahabat berikanlah hal terbaik untuk sahabat kita (tanpa mengharap apapun). Mumpung, masih punya pasangan, sayangilah Dia dengan setulus hati kita, berbuat baiklah semampunya, berdamailah dengan segala kekurangannya, berusahalah untuk selalu setia, dan selalu berikanlah yang terbaik untuk Dia, (apa adanya kita). Mumpung, masih belum punya pasangan lakukan hal-hal yang positif, berkarya, bekerja, dan beraktivitas sebaik mungkin atau bila perlu pilih-pilih lah pasangan yang menurut kita anggap PAS sesuai hati nurani. Mumpung, masih ada waktu membaca, bacalah apapun yang baik. Mumpung hati masih bisa merasakan, rasakanlah penderitaan orang lain yang tak seberuntung kita agar kita selalu bersyukur. Siapa yang bersyukur pasti akan ditambakan oleh-NYA. Mumpung, hati ini masih (terkadang) bisa galau, ubahlah kegalauan kita sebagai motivasi hidup kita dan selalu tanamkan dalam diri bahwa semua itu pasti ada waktunya! Terakhir, mumpung sekarang bulan yang baik untuk beribadah. Beribadahlah sebanyak mungkin, sebaik mungkin, dengan cara yang baik dan kondisi yang terbaik. Mintalah apapun yang belum terwujud dan belum tercapai pada kondisi kita sekarang dan kedepannya. Wallahu a’lam bish-shawab.
hehe catatan yang inspiratif :)
BalasHapus