Kamis, 01 Mei 2014

There is Something Good in Everything



Rasa-rasanya membaca judulnya saja sudah menenangkan. There is Something, Good in Everything (semua hal terjadi pasti ada maksud baiknya). Coba anda resapi dan baca dengan tenang kata-kata tersebut. “Semua hal terjadi pasti ada maksud baiknya”.  Ada ketenangan yang tidak dapat dipungkiri ketika membaca kata-kata diatas. Bahwa, kita harus selalu berusaha meluruskan prasangka atau sudut pandang kita sebagai manusia yang terkadang sering keliru terhadap segala kejadian dalam hidup. Terkadang, kenyataan hidup berjalan diluar ekspektasi kita sebagai manusia. Diluar yang kita pikirkan atau rencanakan sebelumnya.

Wajar namanya juga kehidupan, jalannya terkadang suka bertolak belakang dengan keinginan kita (QS. Al Baqarah: 216).  Namun, kita pasti pernah merasakan terkadang sesuatu yang diawalnya tidak enak atau pahit, namun di ujungnya nanti kita baru merasakan bahwa selalu ada ‘makna’ di setiap peristiwa yang kita jalani. Kesulitan atau ketidakenakan pasti akan selalu ada dan kita tidak mungkin menafikkan akan hal itu sebagai manusia.

Bila dipikir semua ini hanya masalah sudut pandang (prasangka) dan keyakinan kita sebagai manusia atau orang yang beriman. Pertama, segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, sejatinya ialah untuk kebaikan diri kita sendiri. Untuk kemajuan diri kita sendiri menjadi lebih baik lagi dan lebih matang lagi. Kita memang diawal tidak akan pernah tahu makna atau maksud baik yang akan terjadi diujung peristiwa yang kita jalani. Kita punya rencana, namun pasti rencana tuhan yang akan terjadi. Man proposes, God disposes. Jadi, yah sudah mau di apain juga suatu kepahitan (ketidakenakan) pasti akan terjadi. Dan tinggal bagaimana kitanya saja yang harus dengan ikhlas menjalani episode hidup kita sendiri. Karena, semua yang terjadi tidak ada yang keluar dari lingkaran takdir sang pencipta. Hal ini merupakan bentuk keimanan kita terhadap takdir. Notabenenya merupakan pilar tak terpisahkan dari rukum iman yang ke-enam, bukan? 

Kedua, YAKIN! Yang membedakan kita dengan orang lain ialah masalah keyakinan. Ikhtiar (usaha) kita boleh sama, tetapi belum tentu keyakinan atau kemantapan kita untuk menggapai sesuatu akan sama. Contohnya, kita sama-sama berdoa. Tapi belum tentu kita memilki kemantapan yang sama akan doa yang kita panjatkan pasti akan terkabul. Yakin, bahwa semua yang terjadi sekarang pada dasarnya hanya sementara, pasti ada ada maksudnya baiknya diakhir nanti (QS. Muhammad: 36). Yakin, bahwa segala yang kita jalani sekarang pasti ada maksud baiknya. Kita, sebagai manusia yah hanya bisa menjalani (sungguh-sungguh). Mau dipaksa juga, kalau belum dikasih mau bilang apa? Atau kalo memang itu jalan yang harus kita lalui, yaah harus dilalui.  Semua yang terjadi, pasti tidak ada yang siaa-sia (QS; Ali Imran: 191)

Kesulitan itu bisa beragam bentuk dan macamnya. Ada kalanya berupa; ketakutan, kekecewaan, kegalauan, kepahitan, kegelisahan, ketidakenakan, kegagalan, penolakan, ditinggal, diabaikan, tidak dianggap, (bahkan) dicampakan, atau apapun lah itu. Inilah kenyataan hidup, dan saya haqqul yakin pasti kita semua pernah merasakan ini. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita pastilah terjadi dengan suatu tujuan atau makna dan selalu untuk kebaikan kita. Dan pastinya, atas se-izin sang Maha Kuasa. Jika kita berpikir tentang hal ini lebih jauh, kita akan menyadari bahwa semua pengalaman masa lalu yang membawa kita pada kondisi saat ini, semuanya pasti dengan maksud untuk kebaikan diri kita. Setiap pengalaman masa lalu akan membuat kita menjadi lebih baik lagi. Pengalaman yang disikapi secara arif, bijaksana, proposional, dan cerdas akan membuat kita pada kualitas hidup yang jauh lebih meningkat. Bukankah, pengalaman merupakan guru yang paling berharga?

Jadi apapun tantangan (kesulitan) yang kita alami pada saat ini, anggaplah sebagai suatu tahapan atau proses untuk membawa kita maju selangkah lagi ke derajat yang lebih tinggi. Karena tantangan apapun yang terjadi, kita pasti bila melalui semuanya itu, YAKIN! Dalam bahasa firmanya: ‘laa yukallifuwllah hunafsan illawussahaa’ (Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya, QS. Al Baqarah: 286). Terimalah semuanya. Karena dengan melawan pun terkadang hanya menguras tenaga tanpa makna. Dengan memiliki pikiran yang arif terhadap kejadian-kejadian dalam hidup kita, akan lebih mudah bagi kita untuk bangkit kembali dan mengambil tindakan positif untuk mengubah kesulitan dalam hidup ini menjadi kemenangan yang kita inginkan. Wallahu a’lam bish-shawab.

Spritualitas kita seperti laut,
Kadang pasang, kadang surut
Rasa kita seperti langit,
Kadang cerah, kadang mendung
Pikiran kita seperti kaca,
Kadang jernih kadang buram
Selalu ada makna, dibalik setiap peristiwa
(#RHS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar