Lw udahan? Kok udahan sih? Iya, gw udah ga cocok
lagi sama dia. Kenapa? Iya udah ga cocok lagi aja. Beeuuh, kalo kata lagunya Afgan sih
‘sadis’ itu namanya. Iya sadis, karena
ketidakcocokan harus berakhir. Alasan yang pendek, namun bila dimaknai cukup
luas juga penjabarannya dan dalam juga. Iya itulah ketidakcocokan, pendek namun
dalam. Dalam bahtera sebuah hubungan
yang berakhir apa pun itu alasan ketidakcocokan memang kerap kali
dilontarkan. Alasan sepele saja, tapi ya
biargimanapun tetap saja berakhir atau selesai.
Dalam hidup ini pasti selalu diciptakan berpasangan. Apapun itu
pasti selalu saja ada pasangannya. Ada sukses ada gagal. Ada lelah ada kelapangan. Ada berpuasa ada berbuka. Ada siang ada
malam. Ada penerimaan tentu ada penolakan. Yah begitu lah pasti selalu berpasangan. Sudah sunahtullahhnya
seperti itu. Makannya kita sebagai manusia jangan takut ga punya pasangan. Begitu juga, ada kecocokan
pasti ada ketidakcocokan. Rasanya tidak mungkin hidup lurus semua, cocok semua
dengan keinginan. Lancar jaya tanpa hambatan. Mengapa? Mustahil rasanya, setiap keinginan kita terwujud
semuanya. Memang enak rasanya, kalo hidup sesuai
semua keinginan kita. Cakep banget rasanya keinginan kita terlaksana semua. Tapi
kalo dipikir-pikir pasti ga rame jalannya hidup. Misalnya contoh, coba ya kalo orang pengen sehat semua,
ga ada yang sakit. Kan kasian dokter nanti ga ada kerjaan bisa saling suntik, bisa
bangkrut industri farmasi, malahan bisa bubar fakultas kedokteran. Trus, contoh lain pas lagi nonton bola, kalo ga ada
komentator yang mengomentari jalannya pertandingan diem aja
gitu kan ga enak rasanya hambar. Ga ada kata-kata: jebret… jebret…ouuw jebret…gol.. hehe
Keinginan
hidup untuk ngotot diperjuangkan wajib memang hukumnya, tapi kalo semuanya terwujud
lurus tanpa celah tanpa cacat pasti ga bakalan enak juga bahkan ga mungkin. Kenapa? Karena hidup
itu tidak datar selalu berubah setiap episodenya. Hidup pasti penuh warna, ada dinamika nya dan
ada romantika nya. Jadi wajar dalam hal
apa pun kecocokan dan ketidakcocokan pasti akan selalu ada. Bahkan keduanya akan jalan bergandengan dan beriringan. Ada kecocokan pasti ada ketidakcocokan, begitu juga sebaliknya. Sebenarnya bukan
masalah ketidakcocokannya, tetapi yang jadi masalah ialah bagaimana seharusnya
menyikapi ketidakcocokan itu. Misalnya
tidak masalah harus sendiri, yang jadi masalah kan jangan sampai
salah menyikapi kesendirian itu. Kesemuanya itu intinya ialah bagaimana
menyikapi ketidakcocokan yang terjadi dalam episode hidup ini.
Yah, siap menerima ketidakcocokan dalam hidup ini
memang tidak mudah bahkan sangat sulit. Karena kondisinya yang ada, jarang dari
setiap kita sudah bersiap-siap menerima keadaan-keadaan yang tidak cocok dengan rencana dan keinginanan hati.
Padahal sebaik-baiknya keinginan adalah keinginan Sang Pencipta, bukan keinginan
kita. Karena kalo keinginan manusia biasanya sih lebih mendekati nafsu. Pokoknya
harus, apapun yang terjadi harus. Padalah ada yang Maha lebih Tahu dibandingkan
kita. Wajar saja namanya kehidupan, wajar bila berjalan bertolak belakang sesuai keinginan kita. Kehidupan kan bukan punya kita, toh? Jadi wajar saja Ada yang Maha Mengatur dan Maha Tahu. Hal apa yang paling baik dan pasti yang terbaik untuk kita. Jadi, sudahlah berbaik sangka saja, tidak perlu dirumitisasi, ikuti dan jalani.
Untuk itu rasanya kita harus
berani untuk mengakrabkan diri ini dengan ketidakcocokan. Namun hal ini bukan berarti menantang ketidakcocokan untuk hadir dalam hidup. Tidak ada salahnya bersiap dan berani menerima ketidakcocokan tersebut. Yah harus dicoba untuk
berani siap menerima ketidakcocokan. Kenapa? Karena ketidakcocokan pasti selalu
ada, nah jangan sampai kalah dengan ketidakcocokan apapun. Berani dan takut itu pilihan, juga sikap karakter
pribadi. Silakan dipilih. Bagi yang berani menerima ketidakcocokan bagus. Bagi
yang belum berani, ya tidak apa sambil dicoba. Berani itu tidak bisa dipaksa.
Takut juga tidak bisa disuntikkan. Orang yang berani, sekalipun disuntik virus
takut ya tidak mempan. Dia tetap berani. Untuk itu ikuti saja dan jalanin saja
setiap episode apapun dalam hidup ini. Ketidakcocokan itu wajar dan pasti ada,
namun jangan sampai diri ini kalah dan ‘berhenti’ karena salah menyikapi
ketidakcocokan dalam episode kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar