Selasa, 24 September 2013

Siap Menerima Ketidakcocokan




Lw udahan? Kok udahan sih? Iya, gw udah ga cocok lagi sama dia. Kenapa? Iya udah ga cocok lagi aja. Beeuuh, kalo kata lagunya Afgan sih ‘sadis’ itu namanya. Iya sadis, karena ketidakcocokan harus berakhir. Alasan yang pendek, namun bila dimaknai cukup luas juga penjabarannya dan dalam juga. Iya itulah ketidakcocokan, pendek namun dalam. Dalam bahtera sebuah hubungan yang berakhir apa pun itu alasan ketidakcocokan memang kerap kali dilontarkan. Alasan sepele saja, tapi ya biargimanapun tetap saja berakhir atau selesai. 

Dalam hidup ini pasti selalu diciptakan berpasangan. Apapun itu pasti selalu saja ada pasangannya. Ada sukses ada gagal. Ada lelah ada kelapangan. Ada berpuasa ada berbuka. Ada siang ada malam. Ada penerimaan tentu ada penolakan. Yah begitu lah pasti selalu berpasangan. Sudah sunahtullahhnya seperti itu. Makannya kita sebagai manusia jangan takut ga punya pasangan. Begitu juga, ada kecocokan pasti ada ketidakcocokan. Rasanya tidak mungkin hidup lurus semua, cocok semua dengan keinginan. Lancar jaya tanpa hambatan. Mengapa? Mustahil rasanya, setiap keinginan kita terwujud semuanya. Memang enak rasanya, kalo hidup sesuai semua keinginan kita. Cakep banget rasanya keinginan kita terlaksana semua. Tapi kalo dipikir-pikir pasti ga rame jalannya hidup. Misalnya contoh, coba ya kalo orang pengen sehat semua, ga ada yang sakit. Kan kasian dokter nanti ga ada kerjaan bisa saling suntik, bisa bangkrut industri farmasi, malahan bisa bubar fakultas kedokteran. Trus, contoh lain pas lagi nonton bola, kalo ga ada komentator yang mengomentari jalannya pertandingan diem aja gitu kan ga enak rasanya hambar. Ga ada kata-kata: jebret… jebret…ouuw jebret…gol.. hehe

Keinginan hidup untuk ngotot diperjuangkan wajib memang hukumnya, tapi kalo semuanya terwujud lurus tanpa celah tanpa cacat pasti ga bakalan enak juga bahkan ga mungkin. Kenapa? Karena hidup itu tidak datar selalu berubah setiap episodenya. Hidup pasti penuh warna, ada dinamika nya dan ada romantika nya. Jadi wajar dalam hal apa pun kecocokan dan ketidakcocokan pasti akan selalu ada. Bahkan keduanya akan jalan bergandengan dan beriringan. Ada kecocokan pasti ada ketidakcocokan, begitu juga sebaliknya. Sebenarnya bukan masalah ketidakcocokannya, tetapi yang jadi masalah ialah bagaimana seharusnya menyikapi ketidakcocokan itu. Misalnya tidak masalah harus sendiri, yang jadi masalah kan jangan sampai salah menyikapi kesendirian itu. Kesemuanya itu intinya ialah bagaimana menyikapi ketidakcocokan yang terjadi dalam episode hidup ini.

Yah, siap menerima ketidakcocokan dalam hidup ini memang tidak mudah bahkan sangat sulit. Karena kondisinya yang ada, jarang dari setiap kita sudah bersiap-siap menerima keadaan-keadaan yang tidak cocok dengan rencana dan keinginanan hati. Padahal sebaik-baiknya keinginan adalah keinginan Sang Pencipta, bukan keinginan kita. Karena kalo keinginan manusia biasanya sih lebih mendekati nafsu. Pokoknya harus, apapun yang terjadi harus. Padalah ada yang Maha lebih Tahu dibandingkan kita. Wajar saja namanya kehidupan, wajar bila berjalan bertolak belakang sesuai keinginan kita. Kehidupan kan bukan punya kita, toh? Jadi wajar saja Ada yang Maha Mengatur dan Maha Tahu. Hal apa yang paling baik dan pasti yang terbaik untuk kita. Jadi, sudahlah berbaik sangka saja, tidak perlu dirumitisasi, ikuti dan jalani.

Untuk itu rasanya kita harus berani untuk mengakrabkan diri ini dengan ketidakcocokan. Namun hal ini bukan berarti menantang ketidakcocokan untuk hadir dalam hidup. Tidak ada salahnya bersiap dan berani menerima ketidakcocokan tersebut. Yah harus dicoba untuk berani siap menerima ketidakcocokan. Kenapa? Karena ketidakcocokan pasti selalu ada, nah jangan sampai kalah dengan ketidakcocokan apapun. Berani dan takut itu pilihan, juga sikap karakter pribadi. Silakan dipilih. Bagi yang berani menerima ketidakcocokan bagus. Bagi yang belum berani, ya tidak apa sambil dicoba. Berani itu tidak bisa dipaksa. Takut juga tidak bisa disuntikkan. Orang yang berani, sekalipun disuntik virus takut ya tidak mempan. Dia tetap berani. Untuk itu ikuti saja dan jalanin saja setiap episode apapun dalam hidup ini. Ketidakcocokan itu wajar dan pasti ada, namun jangan sampai diri ini kalah dan ‘berhenti’ karena salah menyikapi ketidakcocokan dalam episode kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar