Putus cinta…?
itu
mah biasa.
Putus
asa…?
Itu
baru tidak biasa!
Kalimat ini saya dapati
ketika di belakang sebuah metromini. Waktu itu tidak sengaja mobil yang saya
kendarai berada tepat dibelakang metromini yang sedang mengetem (menunggu
penumpang). Memperhatikan tulisan-tulisan di belakang metromini, truk pasir,
bus antar kota memang kadang menarik juga. Bahkan membuat geli yang baca.Tidak
jarang, sebuah tulisan itu menggambarkan keadaan hati si penulisnya, bisa supir
metromini, supir bus, atau kernetnya. Antara kesal menunggu itu metromini ngetem,
akhirnya saya membaca tulisan itu juga dengan sedikit tersenyum geli (hehe). Oh
iya bener juga yaa, kalo dipikir-dipikir ternyata putus cinta hanya berada di posisi-2,
yang bahaya adalah ketika sudah putus asa. Bagaimanapun keputusasaan kadang
membuat manusia menjadi gamang dan membuat seakan hidup tanpa jiwa. Hilang
semangat hidup bahkan hilang semangat segala-galanya. Akhirnya, saya bisa
mengambil pelajaran juga dari tulisan di belakang si ‘kaleng rombeng’ (baca:
metromini) itu.
Setelah membaca tulisan
di belakang metromini itu saya jadi teringat semua cerita teman dekat atau
teman saya mengenai mantannya yang pernah diceritakan kepada saya. Ada yang
baru diceritakan dan ada yang sudah lama diceritakan. Dari cerita semuanya
memang sangat beragam. Ada yang baru putus dengan mantannya, ada yang tidak
bisa kelain hati, ada yang selalu mencari tahu (stalkerin) mantannya di berbagai media sosial (facebook, twitter,
instagram, dlsb). Kalau kata anak SMA jaman sekarang sih, masih suka kepo-kepo
in sang mantanlah. Bahkan ada yang sudah punya pacar lagi, masih juga teringat
sama mantannya. Yah pada intinya, (semua) masih ingat lah kenangan-kenangan
indah bersama sang mantan. Tapi ga semua kenangannya indah juga sih yaa. Ketika
teman dekat atau teman saya bercerita waktu itu. Saya seperti biasa dengan
senang hati menyiapkan dua buah kuping saya untuk siap mendengarkan dan menjadi
pendengar yang baik. Pada waktu itu saya berusaha untuk menyelami apa yang diceritakan.
Jadinya seolah-seolah saya bisa merasakan apa yang diceritakan semuanya. Dan hal itu ternyata tidak mudah juga loh. Ketika
saya mendengarkan semua ceritanya ada beberapa hal yang mengusik hati ini untuk
dapat menuliskan apa yang diceritakan kepada saya. Mungkin seperti ada beberapa
komentar dari saya yang pada waktu itu rasanya sangat sulit untuk diungkapkan
semuanya. Setidaknya dalam menyikapi
sebuah hubungan yang sudah berakhir (end)
paling tidak ada beberapa pandangan (sikap) yang mungkin bisa sedikit lebih
santai dalam menghadapinya. Mungkin pandangan-pandangan (sikap) ini yang bisa
sedikit membuat santai.
Menerima
Yah untuk pertama yang
harus dilakukan ialah kita harus bisa menerima. Menerima bahwa semuanya sudah
selesai. Menerima bahwa semuanya sudah berakhir. Menerima bahwa kita sudah
tidak punya hak lagi untuk bisa (men)dekat dengan dia. Menerima bahwa komitmen
diantara anda dan dia sudah tidak ada. Memang perasaan menerima tidak mudah begitu
saja disikapi. Tetapi kalau kita belum bisa menerima semuanya kita akan selalu
terlena akan kesedihan yang berkepanjangan. Mau sampai kapan kita terpenjara
dengan perasaan tidak bisa menerima itu. Kita harus bisa memaksa hati ini agar
bisa menerimanya. Ingat, menerima itu pada dasarnya merupakan sebuah
keberhasilan juga. Kok gitu? Apa iya?
Benar. Keberhasilan, selain bisa dilihat dari hasil (result), juga bisa dilihat dari prosesnya. Ketika tengah menjalani
sebuah perjuangan (mempertahankan
hubungan), kita bisa menerima, maka sebenarnya kita sudah sukses. Maksudnya
ketika hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi (putus), kita bisa menerima akan
hal itu, itu sudah sebuah keberhasilan. Perkara hasil bukan kita yang
menentukan, tetapi paling tidak kita sudah berjuang untuk mempertahankan
hubungan kita dengan pasangan kita. Berbicara hasil serahkan semuanya kepada
sang yang Maha Menentukan. Iya, hasil (putus atau tidak) suatu hubungan adalah
memang semata-mata hak prerogatif sang pencipta. Karena apa pun penderitaan
yang kita alami tidak luput atas seizin-Nya. Biargimanapun, suka tidak suka,
mau tidak mau, senang tidak senang, hati ini harus bisa menerima bahwa semuanya
sudah berakhir (end). Jadi, yuk kita terima dulu pandangan kita
bahwa anda dan dia sudah selesai. Terkadang melakukan sesuatu yang baik itu
harus dipaksa. Seperti, untuk bisa menerima bahwa anda dan dia sudah berakhir.
Yah walaupun memang berbicara itu mudah, tetapi tidak ada salahnya sedikit mencoba
untuk berpikir menerima semua keadaan yang telah terjadi.
Jadikan
pelajaran
Ketika sudah bisa
menerima semuanya bahwa hubungan anda dia sudah selesai . Sebenarnya, tidak
perlu ada yang disesali kekita sudah berakhirnya hubungan anda dengan dia.
Jadikan mantan kita sebagai sarana belajar kita untuk menjadi pribadi yang
lebih baik kedepannya. Artinya, mantan kita adalah sebagai tempat belajar kita
juga. Belajar bagaimana rasanya menyayangi dengan tulus. Belajar bagaimana
rasanya bisa mengalah. Belajar bahwa masing-masing orang memiliki
karakteristiknya masing-masing. Belajar bahwa terkadang apa yang kita harapkan
belum tentu berjalan sesuai dengan kenyataan yang ada. Belajar bagaimana kita
bisa mengendalikan ego diri sendiri. Belajar bagaimana bahwa terkadang cinta
tidak selalu berbalas. Belajar bahwa sekali lagi namanya urusan hati dan
perasaan tidak bisa dipaksakan. Bersyukurlah bahwa anda pernah menjadi orang
terdekat dia, Bukan suatu hal yang mustahil siapa tahu mantan pasangan anda
akan menjadi orang hebat. Selalu doakan yang terbaik untuk dia dengan tulus. Yang
penting, Never Ending to learn.
Jangan pernah berhenti untuk belajar lah. Belajarlah dari masalah yang
merundung kita saat ini. Apa yang ada disekelilingi kita jadikanlah pelajaran
buat kita. Putus cinta bukan melulu mengambil yang negatifnya saja, tetapi juga
mengambil apa-apa yang baik. Ingat apapun di dunia ini diciptakan berpasangan.
Ketika ada yang negatif, pasti ada yang positif bila kita jeli melihatnya. Ingat
(biasanya) kandasnya suatu hubungan, karena pasti ada kekurangan kita. Alangkah
indahnya bila kita bisa belajar dari kekurangan kita itu. Dan jikalau kita
bertemu dengan orang baru paling tidak, kita tidak akan mengulangi kesalahan
yang sama pada saat kita bersama mantan kita dulu. Berkaca lah pada diri
sendiri, pasti yakin deh kita ada kekurangan. Kita yang paling tahu diri kita
sendiri. Jujurlah mengakui bahwa kita ada kekurangannya juga. Kita tidak pernah
bisa menuntut oranglain untuk menjadi seperti apa yang kita inginkan, tetapi
kita (pasti) bisa menjadi apa yang orang lain ingingkan dari kita. Yuk mulai
dari sekarang kita menata kembali hati ini, menata lagi segala kekurangan yang
ada dalam diri. Dan berhentilah untuk menyalahkan dia atau menyalahkan keadaan
yang ada. Yakinkan dalam hati ini kandasnya (putus) sesuatu hubungan pasti
cepat atau lambat akan ada pelajaran yang dapat kita ambil.
Tutup
semua kekurangan (aib) nya
Ketika kita sudah bisa
belajar banyak dari hubungan yang kandas. Selanjutnya ialah seandainya kita
bisa menutup semua rapat-rapat kekurangan (aib) nya dengan ikhlas. Untuk bisa
menutup semua kekurangannya. Ini memang tidak mudah, tetapi kalau kita bisa
melakukan ini sungguh luar biasa sekali. Bagaimana tidak luar biasa, ketika
kita bisa menutup rapat-rapat semua kekurangannya. Secara tidak langsung
sebenarnya kita telah bisa berdamai dengan perasaan (ego) kita sendiri. “Siapa saja yang menutupi (aib) seorang
muslim, Allah akan tutupkan aibnya didunia dan diakhirat (HR. Muslim)”.
Ingat anda dan dia pasti punya kekurangan satu sama lainnya nya. Dia tahu kekurangan kita dan kita pun tahu
kekurangan dia. Alangkah bijaknya bila hati ini bisa mengubur dalam-dalam semua
kekurangan (aib) nya. Tidak usah berlebihanlah ketika kita bercerita dengan
teman atau sahabat kita, mengenai kandasnya hubungan kita yang sudah berakhir. Santai
saja lah ketika bercerita, biasanya sih kalau sudah bercerita mengenai kandasnya
suatu hubungan suka menggebu-gebu. Iya berakhir atau selesai memang sakit
rasanya, tetapi ingat tidak pelu berlebihan juga bila bercerita. Apalagi kalau
hal itu langsung diungkapkan di media sosial (twitter) yang semua orang tahu.
Biar bagaimanapun, toh dia pernah menjadi orang terdekat dengan kita. (Dulu)
dialah tempat berbagi suka maupun duka. Bersama dialah (dulu) kita pernah
bareng-bareng bersama saling berbagi keluh kesah tentang apapun yang kita alami.
Dialah (dulu) motivasi kita dalam beraktivitas sehari-hari. Kalau memang kita benar tulus dengan dia,
bukan hal yang sulit rasanya kalau kita bisa dengan ikhlas menutup semua
kekurangannya. Jangan pernah menyesali apa yang sudah kita lakukan untuk dia.
Jangan pernah mengingat apapun kebaikan yang pernah kita lakukan untuk dia.
Namun sebaliknya, ingatlah segala kebaikan maupun pemberian yang pernah
dilakukan dia untuk kita. Nah bila kita masih saja mengungkapkan (menggerutu)
segala kekurangan dia pada saat bersama kita. Mari pertanyakan lagi ketulusan
kita saat berhubungan dengan dia. Ingat biargimanapun, urusan hasil apakah kita
bisa bertahan atau tidak dengan dia bukan kita yang menentukan. Tetapi ada yang
Maha Menentukan.
Kehidupan bukan kita
yang punya, bukan kita yang mengendalikan. Makanyya ia sering berjalan bertolak
belakang dengan yang kita inginkan. Berhubungan bisa kandas (putus), bisnis
bisa gagal, rencana kita bisa gagal, berharap bisa ditolak, BBM aja (yang mudah) bisa tidak dibales.
Lalu kehidupan siapa yang punya…? Kita sudah tahu jawabannya, yaitu Sang Maha
Kuasa, yang Maha Memegang segala urusan. Bila sudah tahu hal ini, mestinya kita
jangan jadi manusia yang gampang galau (melulu), bersedih, marah, kecewa
apalagi berputus asa. Kan, bukan kita yang mengatur, jadi serahkan saja kepada
yang Maha Mengatur. Biasa sajalah disetiap keadaan. Disaat senang ada Allah, di
saat sedih pun ada Allah tetap menyertai. Bukankah ini indah dan sangat indah
bahkan? Artinya kita akan tetap bisa tersenyum meski duka tengah menyelimuti.
Kita akan tetap tegar meskipun kita sudah lelah. payah, dan letih. Karena kita
selalu meyakini Ada yang Maha Kuasa bersama kita. Yakinlah dengan segenap hati yang mendalam
bahwa masalah-masalah yang menimpa kita saat ini dapat mengajarkan banyak hal
kepada kita yang sebelumnya tidak kita ketahui atau lepas dari pikiran kita dan
luput dari perhatian kita. Tidak ada yang tahu kedapannya seperti apa, mungkin
saat ini anda dia sudah berakhir. Namun saat ini dengan berakhirnya anda dan
dia itu memang sengaja diberikan kesempatan untuk sama-sama saling belajar. Siapa tahu nanti bersatu kembali? Who knows. Buanglah rasa sedih, tetap
semangat dan optimis, karena kesedihan yang diratapi toh tidak bisa
mengembalikan masa lalu juga. Dimana ada kemauan pasti ada jalan, ketika sudah
ada jalan, kebahagian akan segera datang menyapa kita. Galau itu manusiawi kok, galau apapun lah. Yang penting kitanya. Kita nya harus tetap optimis & semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar