Kamis, 12 Agustus 2010

PINDAHKAN, IBUKOTA SEGERA.......

Selama seminggu terakhir ini saya mengamati banyak sekali wacana yang menginginkan agar Ibukota Jakarta dipindahkan yang diberitakan oleh beberapa media cetak ibukota. Terus terang saya berpikir apakah ini langkah terakhir yang memang perlu diambil pemerintah pusat untuk memecahkan kebuntuan dari berbagai masalah ibukota ini.  Kalau dipikir masalah ibukota sudah sangat berat dan kronis bahkan kita bisa melihat sendiri masalah-masalh ibukota disekeliling kita. Bahkan RI 1 atau bapak presiden kita mengatakan masalah jakarta sudah sangat kompleks. Memang isu yang sudah berulang kali dibahas oleh beberapa presiden sebelumnya nampaknya timbul tenggelam begitu saja. Rasanya pemerintah masih enggan merealisir usulan pemindahan ibukota ini.berdasarkan fakta sejarah ada lima daerah yang pernah sempat menjadi tempat relokasinya ibukota diantaranya ialah (1) Yogyakarta (Pada 4 Januari 1946 Soekarno dan Hatta hijrah ke kota Yogyakarta dan sekaligus mengumumkan Yogyakarta sebagai Ibukota RI yang Baru), (2) bireuen juga pernah menjadi ibukota RI yang ketiga setelah Yogyakarta dikuasi belanda lewat agresi militer belanda yang kedua pada 1949,(3) bukit tinggi pernah ditunjuk sebagai pemerintahan darurat republik indonesia pada desember 1948-juni 1949 setelah yogyakarta jatuh ketangan belanda,(4) palangkaraya pada zaman era soekarno pernah digadang-gadangkan menjadi ibukota negara dengan alasan letak geografis yang cukup aman dari gempa dan banyak lahan kosong, (5) jonggol pernah menjadi daerah tempat relokasi ibukota negara juga zaman pemerintahan presiden soeharto alsannya dekat dengan ibukota. (dikutip dari harian rakyat merdeka 9/810)
Menurut hemat saya sebaiknya ibukota negara harus dipindahkan atau paling tidak ada pemisahan antara ibukota negara dan pusat bisnis, niaga, dan industri (pusat perekonomian), menurut hemat saya nantinya jakarta diberi dua pilihan apakah ingin tetap menjadi ibukota negara atau ingin tetap menjadi pusat perekonomian. Nah untuk itulah Pemerintah Pusat Bersama DPR RI serta pemangku semua kepentingan yang berada di negara ini harus mengambil sebuah legacy nasional yang menetapkan bahwa ibukota negara sebagai pusat pemerintahan harus dipisahkan dengan pusat perekonomian (dikutip dari pemikiran Marwan Ja'far, ketua Fraksi PKB DPR RI). Untuk itulah adanya semacam pemisahan yang jelas dari keduanya yang terpenting harus ada pemisahan dikeduanya.Seandainya jakarta memilih sebagai ibukota negara, maka harus segera dikeluarkan kebijakan yang mengatur bahwa seluruh pusat bisnis, pusat niaga, industri, pelabuhan, bandara, perguruan tinggi dan sarana rekreasi harus segera hijrah dari jakarta. Namun jika jakarta memilih sebagai pusat perekonomian maka tempat yang menjadi daerah relokasi jakarta nanti sebagai ibukota harus siap dipindahkan 34 Kementerian , artinya kantor-kantor kementrian dan infrastruktur penunjang dari kegiatan pemerintahan di Indonesia ikut dipindahkan juga seperti rumah dinas pejabat dan pegawai kementrian perlu dibuat juga dan belum lagi kantor-kantor lembaga negara yang ikut dipindahkan juga.
Wacana pemindahan ibukota jakarta mencuat kembali apabila sejumlah beban dijakarta yang semakin amat dirasakan oleh masayarakat kita. Menurut saya setidak-tidaknya ada empat persoalan kronis yang menggelayuti ibukota ini yang dirasakan memang pantas adanya pemisahan ibukota dan pusat perekonomian.
  1. Sosial : Penduduk jakarta semakin padat yang disesaki oleh para pendatang-pendatang yang ber
    ada diluar ibukota, terlihat jelas bahwa ibukota memiliki magnet yang semakin menjajikan para pendatang bahwa jakartalah temapat untuk merubah nasibnya. Hampir setiap tahunnya ibukota bertambah penduduknya 250.000 jiwa (diambil dari harian rakyat  merdeka 9/810). Bahwa jakarta terlihat sebagai gula yang siap dikerumuti oleh para semut.Yang berakibat DKI makin padat dengan beban sosial yang makin tinggi.
  2. Kemacetan: Setiap harinya jakarta disesaki 690.000 unit kendaraan dari daerah tetangga. Jakarta menjadi kota Terpadat se Asia Tenggara . Lebih dari 100 titik rawan kemacetan tersebar merata disetiap sudut jakarta. Alhasil saking banyaknya kendaraan dan titik macet di Jakarta, beberapa tahun lalu United Nations Enviromental Programme menempatkan jakarta sebagai kota terpolusi nomor tiga di dunia setelah Meksiko dan Bangkok (diambil dari harian rakyat merdekai jakarta 9/810).:
  3. Banjir: jakarta sekarang menjadi daerah langganan banjir, memang melihat historis dari jakarta yang menjadi daerah langganan banjir dari jaman penjajahan belanda dulu.Banjir di jakarta semakin diperparah dengan buruknya perencanaan tata ruang dan kota dijakarta.
  4. Sampah: Setiap harinya jakarta memproduksi 6500 ton sampah dan hal ini semakin diperparah lagi dengan jakarta tidak memiliki tempat pengelolaan sampah terpadu yang mampu mendaur ulang sampah dalam jumlah besar. Adapun tempat pembuangan sampah yang berada di bojong gede malah dirusak warga karena khawatir daerahnya takut tercemar juga daerahnya (dikutip dari harian republika).
www.aksesdeplu.com/Stop%2520EGP.htm

Menurut saya sebaiknya segera dilakukanlah pemisahan antara pusat pemerintahan dan pusat perdagangan, misalnya Amerika yang memisahkan antara Washington DC sebagai pusat pemerintahan dan Newyork sebagai pusat bisnis. Begitu juga dengan negara tetangga kita Malaysia yang memindahkan Pusat pemerintahan Ke daerah Putra Jaya sedangkan pusat bisnis ke Kuala lumpur. Menurut Dosen Politik FISIP UI, Andrinof Chaniago kota Jakarta memonopoli semua kegiatan baik politik, ekonomi, dan budaya. Lebih dari 80% uang yang beredar di jakarta. hal ini lah yang mengindikasikan bahwa telah terjadi dispariritas antara satu daerah dengan daerah lain dalam proses pembagian kue perekonomian. lalu timbul pertanyaan, kalau begitu buat apa ada Otonomi daerah (otda), yang dimana daerah diberi kesempatan seluas-luasnya untuk memajukan daerahnya. Biar bagaimanapun tetap sulit kalau kita memaksimalkan otda untuk dapat mengurangi masalah ibukota karena bagaimanapun telah terjadi ketimpangan perputaran uang antara dijakarta dan daerah terpencil lainnya. Mungkin mencari uang 10.000 dijakarta mudah tetapi di daerah terpencil sangat susah sekali. Hal ini juga diamini oleh Pakar kebijakan Publik Ichsanudin Noorsy  bahwa menurut beliau"APBN 70% berada di jakarta. Jakarta jadi pusat peredaran uang itu yang nggak sehat. jika jakarta dipindahkan, keuntungannya banyak sekali baru rencana saja sekarang banyak daerah berlomba-lomba membenahi diri untuk menjadi ibukota".
Untuk itu apabila wacana ibukota benar-benar terealisir, kira-kira daerah manakah yang memang pantas menjadi tempat relokasi jakarta. Menurut saya, sebaiknya daerah yang pantas menjadi tempat pemindahan ter

sebut sebaiknya ialah daerah Indonesia bagian timur, karena saya mengharapakan indonesia pembangunan ekonominya lebih merata lagi kedepannya.dilihat dari apa yang sampaikan diatas bahwa di Pulau jawa Hampir 60-80% kegiatan perekonomian berkutat dijakarta rasanya ironis sekali hanya 40-20% nya saja "kue" pembangunan ekonomi harus dibagi-bagi lagi ke daerah sumatera, kalimantan, sulewesi, papua, maluku, NTB, NTT, dan pulau-pulau kecil lainnya. Paling tidak, apabila ibukota dipindahkan atau pusat perekonomian dipindahkan kewilayah Indonesia bagian timur dapat meratakan pembangunan daerah indonesia bagian timur yang selama ini selalu tertinggal. Padahal kalau kita berpikir bijak justru indonesia bagian timurlah yang menyumbangkan asset terbesar bagi kekayaan bangsa kita dari begitu melimpahnya sumber daya alamnya. Nah apabila melihat dari historisnya, maka the founding fathers kita sebenarnya pernah berencana ingin memindahkan ibukota ke daerah palangkaraya. Kenapa kita tidak wujudkan saja cita-cita the founding fathers kita?
Sebenarnya berapa sih, uang yang dibutuhkan untuk merelokasi ibukota, menurut andrinof chaniago uang atau anggaran yang dibutuhkan ialah sekitar 100 Triliun untuk membangun semua infrastruktur ibukota tersebut. Sebenarnya bangsa kita mampu memindahkan ibukota, apabila pemerintah mau konsisten mengeluarkan 10-15 Triliun dari APBN kita selama 10 tahun saja. Maka bukan hal yang mustahil 10 atau 15 lagi kita akan memiliki ibukota yang bener-bener kota yang berkelanjutan dan ibukota yang menjadi harapan bangsa kita. Kita tidak usah takut tidak punya uang dalam memindahkan ibukota, Toh APBN kita sekarang aja 1300 Triliun dan APBN kita selalu bertambah tiap tahunnya. Jadi apa salahnya memindahkan pusat kegiatan entah itu pemerintahan atau perekonomian dari jakarta.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar